Pengabadian dendam atas rindu
Dendam datang segampang rindu
Menukar tawa menjadi kusumat, berdarah
Baru kemarin saja
Ada yang mati setelah duduk meneguk kopi yang penuh
kehangatan
Dendam datang segampang rindu
Diatasnya ada penghianatan yang didelikkan jidat
Disembunyikan oleh mata
Dan kunci rapat oleh bibir.
“ku bakar
Agar tak senaknya datang”
Tadi malam juga ada sahabat tusuk-menusuk
Dengan pisau yang lancip penuh dendam
Tapi tetap bermuka
tawa.
Rindu ditukar dendam
Dendam yang diabadikan rindu
Itulah kita sekarang.
Semarang, maret 15
0 komentar: