Kau Kirim Hujan Lewat Ponselku

09.11 0 Comments


Andaikan saja kita tak pernah berurusan dengan waktu, jarak dan mimpi. Mungkin tiada dongeng yang membuat malam ini menjadi lama betul. Menumpuk buku dan langit menjadi satu hal terindah kala ketukan pintu itu menjadi sangat jelas.

Engkau lebih suka berdiri lama dihadapan pintu dan sesekali memukul-mukul rindumu yang tak pernah tenang.

Hari ini beberapa orang bisa saja mengubah wajahnya menjadi bunga yang rekah dan segar. Karena mereka tau hujan yang telah terkirim pada ponsel dan dering telpon mereka. semisalnya kopi malam ini, aku menenangkannya dan menambahkan gula agar engkau tak selalu hambar bagiku.

Bagaimana dengan senjanya? Apa engkau juga mengubahnya menjadi mawar yang baru saja di ceritakan oleh Aam.

Aku juga sama ubahnya orang-orang. Kau kirimi aku hujan lewat derit telponku saat pagi masih dengan tongkat tebutaan. Mungkin lebih menyusahkan malaikat kala doamu setinggi langitmu.
Masih dengan harga yang sama, aku adalah kabut serta darah yang kau ceritakan pada kemudian hari. Dan setia di batang pohon kala engkau pergi dengan cahaya langit yang sebentir matamu.

afifi

Some say he’s half man half fish, others say he’s more of a seventy/thirty split. Either way he’s a fishy bastard. Google

0 komentar: