La Dauce Folie "(lanjutan bagian I)
dok. internet |
Lanjutan Bagian
I
….ini sudah jam
12 lebih sedikit. Kukira.
Dan kopiku hampir
habis, “sepuluh menit lagi” kukira begitulah keputusanku saat ini. Dan tentu
jika aku terlambat, madamku akan memarahiku. Pastilah kau tau kenapa aku
memanggilnya madam, ia yang suka memerintah, seperti ibuku. Tapi lebih halus
sedikit. Aku tinggal di rumahnya , numpang mungkin atau semacamnya. Hanya saja
yang aku berikan padanya adalah sebuah, katakanlah bersih-bersih atau
semacamnya.
Sudah lewat
sepuluh menit yang ku janjikan
Aku tak
habis fikir, buku ni terlalu rumit ku pahami, jadi aku lebih suka membacanya
beberapa bab-dua paling banyak. Dan si gadis itu masih disana. Membiarkan,
kulitnya terbakar matahari, rambutnya ang hitam dan lurus di singgahi beberapa
debu. Ku kira tak jauh beda dengan juga.
Setelah
pukul 12 lebih 20, ku putuskan pergi dari kaffe ini. Dan “terimaksih” akhirnya
aku dapat. Setelah ke kasir ku kira ini
uang terakhir. Dan mungkin aku tidak akan mengikuti gadis itu lagi, sebelum
mendapat pekerjaan tetap.
Ku kemasi
beberapa barangku, jaket putihku-sebagai penangkal hawa dingin- dan beberapa
bukuku. Sekitar dua blok dari sini tempatku tinggal. Dekat tapi menjengkelkan. Pertama,
karena cuaca panas dan kedua karena madam-pemilik rumah yang ku tumpangi-selalu
mengumpatku saat pulang.
“dasar
pengangguran” atau sebagainya, kurasa itu cukupku membuatku geram. Sebelum melangkah
meninggalkan kaffe ini. Aku memandangnya sekali lagi, si gadis itu. Ia pun
melakukan hal yang sama. Cuman beberapa detik dan matanya sudah
membuatku takut. Lantas ku jalankan kakiku, secepat mungkin. Lagi-lagi alasan
cuaca itu saja.
0 komentar: