Tolong Kembali
Hari ini aku berduka, ku diami dunia baru dan mencoba mengenal mereka. Mungkin ada renkarnasiku nanti diruang yang sama. Ia kembali terulang. (Rieska M)
Tiktok yang terus
berubah, ada kenangan manis dan pahit yang sering muncul pada kutipan buku yang
menjadi tulisan tugas kuliah. Ada kenangan manis yang timbul dari potret wajahmu,
seolah gula kopi yang muncul belakangan saat dingin. Ada kenangan di mangkuk,
laptop, gelas dan apapun. Meraka mengepungku. “apa kau ingin mat?” pertanyaan
itu muncul disekeliling otakku dan terus berputar-putar menjadi tornado. “kau
punya tanggung jawab sekarang? kau harus dewasa” itu runtuh dalam otakku
sekarang. lumer seperti puisi yang tertimbun diotakku yang tak pernah lepas
menjadi burung atau angin.
Dunia yang baru muncul. Itu
kematian yang pertama menurutku.Aku pernah nonton film bahwa orang ada empat
tahap, terakhir adalah memanen. Dunia baru ini seperti kereta uap yang datang
dari masa lalu, namun ia mempunyai gaya yang sangat meching. Tak ada
perubahan hanya ada kenangan-kenangan yang terus mengalir namun dengan kemasan baru.
“kita pergi sekarang” memang aku ingin begitu. Aku ingin pergi kok.
Nanti aku datang pada
ruangan yang sama. Mengetuk pintumu. Duduk mendengarkan kau mengeluh “bagaimana
ini, aku harus nonton konser, harus pakai baju apa, aku harus makan ke tempat-tempat
yang pantas untuk ponselku, bukan ke lorong-lorong”. Tampaknya kita sama-sama
ditempat yang sama, dilorong dan saling menarik dengan sangat keras. Kau dilorong
yang membuatmu sibuk dengan kekhawatiran dan aku dilorong yang membuatku
kesepihan. Wie.
“Jangan mencemaskanku”
kataku sambil memandangmu dengan radak malas. Mataku lelah dan aku ingin pergi
ke ponselmu kembali. Menjadi nada dering. Menjadi aplikasi yang selalu
membuatmu sibuk seperti sekarang dan bertanya “maukah kau berbagi ruang
untukku, bukan aku saja yang harus berbagi”
Aku ingin ia kembali. Kembalikan
ia seperti anak kalimatku yang mampu menjelaskanku. Seperti suara yang lantang
saat aku mulai lelah bicara. Dan menjadi alrm saat matahari pagi membuatku
malas “kau mau bangun sekarang atau hanya tidur, dunia akan meningalkanmu,
bangunlah.” Kembalilah, tidak akan terlambat.
0 komentar: