Pevita, Juventus Sekaligus Buku yang Saya Tunggu
Suasana marah masih menyelimuti saya hari ini?
Terbaru saya marah pada sebuah omong kosong yang saya
tuangkan di dalam cerpen Pengalaman
Pertama Mati. Dalam cerpen sekaligus catatan pribadi saya itu, setidaknya
ada tiga kemrahan yang saya tuangkan. Saya marah pada kehidupan saya, saya marah
pada sekeliling saya, saya marah pada omong kosong pada semalam.
Suasana marah masih menyelimuti saya hari ini.
Acara tivi juga membuat saya marah. Bagaimana acara Rumah Kuya dapat penghargaan dan
melupakan Mata Najwa. Ya itu emang
keputusan juri sih tapi ya lucu aja. Kenapa tim MU lebih mendapat tempat siaran
di Indonesia dari pada tim lain? Kenapa Seri A gak ada lagi di televisi.
[....]
Pada keadaan seperti ini saya teringat dengan pembicaraan
aneh di blog seseorang. “bahwa bom atom yang di jatuhkan tidak hanya
menjatuhkan kesakitan, tapi juga ingatan” tapi ada apa denganku. Kenapa saya
peduli dengan semua itu? Tapi kenapa saya marah akan hal itu?
Bukankah tivi adalaha kotak imajinasi saja. Sedangkan yang
sering d bicaraan oleh kawan-kawan saya adalah Ariel Tattom- saya kebingungan
nulisnya- atau Pevita. Tapi kenapa chanel televisi lebih memilih prilly. Yang dalam
acting atau apalah gak banget. lebih enak lagi berbicara Persija Jakarta dari
pada Persib Bandung. Bandung tim Bagus tapi kacau dan saya marah akan itu, atau
Arema. Secara main saya suka Persela. atau Juventus, menang tandang ke Ac
Millan 2-0. Bukankah itu hal bagus.
Tapi sampai saya nulis berlangsung, saya masih suka marah.
Jadi saya mencoba mengalihkan cerita lain. Saya sedang
menunggu Kuda Terbang Maria Pinto. Ah....rasanya
saya suka di kos kali ini dan tak suka menghabiskan buku. Karen Armstrong yang berjudul Muhammad tak jua rampung. Menyebalkan.
[.....]
Andai saja saya bisa ke Jakarta dan nonton pentas Perempuan-Perempuan Chairil tentu akan
membuat saya lebih lega dalam hidup. Ini juga yang membuat saya marah. Kenapa saparti
udah di Filmkan tapi Chairil baru saja. Tapi Chairil sempat tertunda... kok. Itu
kelihat dari buku Aku karya
Sumanjaya. Sebenarnya itu gak buku, tapi naskah drama. Tapi belum sempat di
pentaskan. Dan esok 12 November Chairil akan naik panggung melalui tangan Agus
Noor. Itu cukup melegakan. Pertanyaan yang lantas berkembang “jadi kapan Pram?”.
“anjing jingga
garuk-garuk”
Saya hanya punya uang 10 ribu dan adik saya ulang tahun hari
ini. Tentu saja. Saya seharusnya pulang.
Tapi saya masih dalam keadaan marah. Itu akan gak baik buat
adik saya.
[.....]
Kenapa saya teringat. Dengan kopi hitam semalam. Ah nikmatnya.
Sekaligus saya teringat perihal omong kosong semalam. Ah membosankannya.
Boom, saya
tiba-tiba suka Pamuk yang bicara: Saya nulis
karena saya marah pada anda semua. Juga dengan diri saaya sendiri. Bomm
sengaja- jika ada kesalahan penulisan nama- itu karena lagi marah
0 komentar: