Pevita, Juventus Sekaligus Buku yang Saya Tunggu

10.21 0 Comments





Suasana marah masih menyelimuti saya hari ini? 
 
Terbaru saya marah pada sebuah omong kosong yang saya tuangkan di dalam cerpen Pengalaman Pertama Mati. Dalam cerpen sekaligus catatan pribadi saya itu, setidaknya ada tiga kemrahan yang saya tuangkan. Saya marah pada kehidupan saya, saya marah pada sekeliling saya, saya marah pada omong kosong pada semalam.

Suasana marah masih menyelimuti saya hari ini. 

Acara tivi juga membuat saya marah. Bagaimana acara Rumah Kuya dapat penghargaan dan melupakan Mata Najwa. Ya itu emang keputusan juri sih tapi ya lucu aja. Kenapa tim MU lebih mendapat tempat siaran di Indonesia dari pada tim lain? Kenapa Seri A gak ada lagi di televisi.

[....]

Pada keadaan seperti ini saya teringat dengan pembicaraan aneh di blog seseorang. “bahwa bom atom yang di jatuhkan tidak hanya menjatuhkan kesakitan, tapi juga ingatan” tapi ada apa denganku. Kenapa saya peduli dengan semua itu? Tapi kenapa saya marah akan hal itu?

Bukankah tivi adalaha kotak imajinasi saja. Sedangkan yang sering d bicaraan oleh kawan-kawan saya adalah Ariel Tattom- saya kebingungan nulisnya- atau Pevita. Tapi kenapa chanel televisi lebih memilih prilly. Yang dalam acting atau apalah gak banget. lebih enak lagi berbicara Persija Jakarta dari pada Persib Bandung. Bandung tim Bagus tapi kacau dan saya marah akan itu, atau Arema. Secara main saya suka Persela. atau Juventus, menang tandang ke Ac Millan 2-0. Bukankah itu hal bagus. 

Tapi sampai saya nulis berlangsung, saya masih suka marah. 

Jadi saya mencoba mengalihkan cerita lain. Saya sedang menunggu Kuda Terbang Maria Pinto. Ah....rasanya saya suka di kos kali ini dan tak suka menghabiskan buku. Karen Armstrong yang berjudul Muhammad tak jua rampung. Menyebalkan.

  [.....]

Andai saja saya bisa ke Jakarta dan nonton pentas Perempuan-Perempuan Chairil tentu akan membuat saya lebih lega dalam hidup. Ini juga yang membuat saya marah. Kenapa saparti udah di Filmkan tapi Chairil baru saja. Tapi Chairil sempat tertunda... kok. Itu kelihat dari buku Aku karya Sumanjaya. Sebenarnya itu gak buku, tapi naskah drama. Tapi belum sempat di pentaskan. Dan esok 12 November Chairil akan naik panggung melalui tangan Agus Noor. Itu cukup melegakan. Pertanyaan yang lantas berkembang “jadi kapan Pram?”.

    “anjing jingga garuk-garuk”

Saya hanya punya uang 10 ribu dan adik saya ulang tahun hari ini. Tentu saja. Saya seharusnya pulang.

Tapi saya masih dalam keadaan marah. Itu akan gak baik buat adik saya.

[.....]

Kenapa saya teringat. Dengan kopi hitam semalam. Ah nikmatnya. Sekaligus saya teringat perihal omong kosong semalam. Ah membosankannya.
Boom, saya tiba-tiba suka Pamuk yang bicara: Saya nulis karena saya marah pada anda semua. Juga dengan diri saaya sendiri. Bomm


sengaja- jika ada kesalahan penulisan nama- itu karena lagi marah

afifi

Some say he’s half man half fish, others say he’s more of a seventy/thirty split. Either way he’s a fishy bastard. Google

0 komentar: