Obrolan Sepi

19.00 0 Comments


ilustrasi: internet



Kawananku, bocah laki-laki sedang bicara. Lima sampai delapan. Aku tak bisa memastikannya. Kadang datang dan pergi. Dengan segala keributan diri, ia menyiapkan yang perlu disiapkan saat ngobrol. Kisah petualang seorang cewek dengan sejumlah laki-lakinya atau sebaliknya. Cerita panjang penangkapan seorang pemuda yang terduga mencuri setiap pengetahuan dari kepala masing-masing orang di kota ini. Pada akhirnya mereka jatuh pada kesimpulan paling bijak: adakah kopi?

Aku tahu itu dari Bojo Galak. NDX AKA yang bikin, aku ngrasa semboyan ini seperti milik Gus Dur bapak bangsa itu. Gitu aja kok repot dan kuat di lakoni, gak kuat tinggal ngopi. Semua keruetan dalam hidup kami jatuh kesana. Secangkir kopi dengan membayangkan senyummu merupakan sisi keindahan dunia yang lain, dan semua beres masalahku selesai disana. Pun dengan kawanku, tentu dengan senyum wanita lain yang lebih mereka idamkan.

 Ruang temu yang mungkin saja akan menjadi bertemu raungan.

Dan kami masih bisa melarikan pembicaraan kami kemanapun.
Pemuda A memulainya dengan pertanyaan sederhana. “apa yang akan kau lakukan jika mempunyai uang 5 T.? Tapi hanya boleh mengambil satu pilihan saja” pemuda S memprotes “mana bisa begitu?”
“hidup pilihan” kata getirnya muncul

Dari lima empat lelaki yang bertahan sepontan melirik satu sama lain. Memutar otak. Betapa sesuatu sulit jika dihadapkan pada banyak keinginan tapi hanya memilih satu. “Aku lebih memilih membeli partai politik. Banteng, Beringin dan kepala burung emprit kuning Itu, aku akan menguasai Indonesia dan menjual sawit, minyak bumi dan lain sebagainya dari negri ini. juga menguasai televisinya” kata K

“nyawer biduan dan menjadikannya istri” kata W

“Membeli Bank untuk menyimpan sisa uangku 5 T” kata S

Kemudian aku berpikir akan melamar kamu. Tapi ku urungkan segera. Betapa sunyinya pembicaraan kami tadi. Jadi kau bisa menebak, apa pekerjaan kami. Jadi ku kutipkan ini untukmu dari Chairil Anwar.

Bukan maksud mau berbagi nasib
Nasib adalah kesunyian masing-masing
[.....]
Kupilih kau dari yang banyak, tapi
 sebentar kita sudah dalam sepi lagi terjaring
aku pernah ingin benar padamu
di malam raya, menjadi kanak-kanak kembali
[....] jangan satukan hidupmu dengan hidupku  [....]  
[....] ini juga kutulis di kapal, di laut tidak bernama.

afifi

Some say he’s half man half fish, others say he’s more of a seventy/thirty split. Either way he’s a fishy bastard. Google

0 komentar: